Alergi Angka

Yup ! Tidak semua orang senang angka, mau lihat angka setiap hari, tidak semua orang juga bisa asyik otak atik angka. Boleh jadi karena trauma matematika, boleh jadi karena angka dianggap kering, tidak menarik, ada minus, ada plus….dan pada saat harus berurusan dengan angka, itupun karena terpaksa, tidak ada pilihan lain atau karena kepepet.

Nah, dalam hal mengelola keuangan, tidak bisa tidak, setidak suka apapun, kita harus berhubungan dengan angka. Angka yang mewakili uang yang dimiliki, investasi yang dilakukan, aset yang dimiliki, juga jangan lupa, hutang, ya 🙂 Dari mulai hutang panci sampai hutang rumah…heheheh…

“Tapi, Teh Feb…aku itu paling gak sukaaaa catet – catet uang masuk keluar. Ribet !” Ada yang pernah bilang atau diam – diam berpikir seperti ini ? Ayo ngacung ! Heheheh. Gak apa – apa, kok. Gak sendirian merasa seperti itu. Banyak…dan kalau mau jujur banyak sekali yang punya curahan hati seperti ini. Well…saya mau jujur saja. Kalau memang mau serius, paling tidak memantau uang keluar masuk saja dulu, memang tidak ada cara lain selain men-ca-tat. Saya ulangi, ya….men-ca-tat.

Begini ya…kita ini sudah banyak pikiran setiap hari. Pagi – pagi sudah rusuh dengan persiapan kerja, mau bisnis, anak minta gorengin telur, suami cari kaos kaki, istri bingung cari kerudung, mau ke kampus lupa tugas, pacar telepon pagi – pagi dan marah – marah dll dsb. Lalu diantara keriuhan itu, kita mau selipkan satu bagian di otak kita khusus untuk mengingat dan menghafal apa saja pemasukan dan pengeluaran yang kita lakukan ? Hmmm..pemasukan biasanya lebih ingat, pengeluaran yang suka lupa 🙂 Rasanya untuk mengandalkan ingatan kita untuk masalah uang keluar masuk saja, bukan langkah yang bijaksana. Kesandung bisa lupa, lho 🙂

“Iyaaa, Teh Feb…aku tau aku musti catat, tapi gimana dong mulainya ???” ( ini tanda serunya 3 karena biasanya bilang seperti ini plus kening berkerut….heheheh ). OK…OK….tenang, orang bilang memang langkah pertama itu susah, tapi ke sananya kalau sudah lancar, malah jadi suatu kebutuhan. Pertamanya mungkin bete dan jengkel. Uang musti dicatat – catat. Belum lagi kalau yang dicatat jumlahnya kurang menarik 🙂 ( bercanda, ya…heheheh )  atau setelah dicatat kok makin kelihatan minusnya 🙂 Yang sering timbul adalah kalimat lanjutan “Ih, sebel deh pake dicatat – catat segala, jadi stress, deh ” Well, good news is…anda gak sendiri kok merasa seperti itu, masalahnya, mau terus merasa seperti itu, atau mau perbaikan ? Kalau mau perbaikan, nih beberapa caranya saya share, ya….

Cara pertama, kalau belum pernah sama sekali mencatat keuangan, gak mau ribet dan terlalu detail, keep it simple saja dulu. Ambil kertas dan pensil, lipat 2 kertasnya, sisi kiri kasih judul : Pemasukan, sisi kanan kasih judul : Pengeluaran. Nah, tiap kali ada pemasukan atau pengeluaran, tulis lah di kolom masing – masing. Akhir bulan cocokin. Plus atau minus. Kalau plus, seneng kan ternyata uangnya masih ada sisa ? Tinggal lihat lagi bisa lebih dibanyakin gak sisanya. Darimana saja bisa diatur – atur. Atau penghasilannya bisa ditambah, gak ? Nah, bergeraklah dari situ. Lakukan paling tidak 3 bulan untuk membiasakan.

Kalau minus bagaimana ? Bright side is…kita jadi paham…oh, ternyata selama ini saya minus, ya. Pasti ada rasa gimanaaa gitu, pas tahu bahwa ternyata pengeluarannya lebih dari pemasukan. Nah, rasa gak enak itu bisa digunakan untuk motivasi, ya. Karena kalau lama – lama seperti itu, nanti hutangnya diam – diam naik. Masalah baru lagi, kan ? Dengan ada catatan, kita bisa lihat ulang, apa saja sih pengeluaran kita ? seringnya kita gunakan untuk apa ? Berapa sering ? Bisa gak kita kurangi ? Untuk yang ternyata minus, bergeraknya dari titik itu.

Cara kedua, nah ini kalau memang gak suka mencatatnya udah lebih parah dan juga alergi angka tingkat tinggi.  Saya memaksa anda pun gak bisa, kan 🙂 Tapi mungkin cara yang ini bisa menjembatani, kurangi alergi angkanya sedikit demi sedikit, dan memang mau tidak mau, harus ada sebentuk catatan yang perlu kita buat untuk membantu kita kelola keuangan.  Paling tidak, cara ini bisa menjawab pertanyaan dasar  “Kemana saja ya uang saya ?”.

Untuk anda yang alergi angka,  pasti ingat  pelajaran matematika tentang soal cerita, kan ? ( Maaf, yaaa…bukan untuk membangkitkan kenangan buruk, lho….hehehe ). Soal cerita itu kan sebenarnya matematika juga, tapi dalam bentuk cerita. Jadi lebih mudah “ditelan” karena kita terbawa ceritanya, seperti ada  teka – teki dibalik kalimat – kalimat, lebih asyik daripada baca angka dan persamaan dengan kali, bagi, tambah atau kurang. Maka, untuk cara kedua, pendekatannya adalah dengan cerita keuangan ( jreng…jreng !!! ).

Ambil buku dan pensil, kalau sudah terbiasa bikin catatan harian, lebih bagus lagi. Nah, setiap akhir hari ( atau kapanpun mau ) tulislah kegiatan yang dilakukan hari itu, atau saat itu, atau 5 menit yang lalu. Jadi, daripada menulis ( misalnya )”Pengeluaran : “Bayar pembantu harian : Rp. 50.000. Bayar tukang sampah Rp. 25.000, Bekal anak : Rp. 15.000”, maka di buku cerita keuangan anda bisa ditulis : “Hari ini bibi pembantu datang seperti biasa. Sepertinya musti diingatkan untuk sapu lebih bersih ( notes : ini ibu2 biasanya heheheh…), lalu tukang sampah datang, yang tadinya seminggu 2 kali jadi seminggu sekali, berarti sebenarnya bayar sama, service menurun. Gak sempat bikin bekal untuk anak, untung kantinnya punya makanan sehat”.

Jadi, dalam cerita keuangan itu tidak ada angka, tapi merupakan catatan kegiatan yang dibaliknya terimplikasi adanya arus uang masuk atau keluar. Karena catatan keuangan pada dasarnya adalah catatan kegiatan – kegiatan ekonomi yang kita lakukan. Makanya ada angkanya. Seperti yang saya katakan diatas, ini gunanya untuk menjawab pertanyaan mendasar “Uang saya kemana saja, ya ?”. Kalau sudah melangkah dari cerita keuangan, mau tidak mau nanti harus bersinggungan dengan angka juga, tapi kita lakukan bertahap.

Itulah 2 cara yang saya share hari ini. “Cara lainnya ada gak, Teh Feb ?” Ya ada,sih…heheheh. Tapi coba dulu ya 2 cara diatas. Untuk yang baru mau catat, untuk yang alergi angka…please, coba ya…nanti kabari saya bagaimana hasilnya. Tweet saya di @FabFebi. Like to hear from you. Good luck !

 

 

 

One comment Add yours

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *