Agar Tak Homesick….

Tadi malam saya bercakap – cakap via dunia maya dengan salah satu sahabat saya Retno Riyanti atau saya panggil Eno. Eno adalah teman kuliah saya di program pascasarjana Universitas Paramadina, dan juga teman pulang kuliah saya setiap malam dari Senin – Jumat karena kebetulan rumah kami yang searah. Saya masih tinggal di Bintaro dan Eno di Pamulang.

Alhamdulillah kami selama setahun lebih pulang malam, Allah berkahi dengan keselamatan dan kelancaran. Tidak pernah sekalipun kempes ban, mobil mogok ataupun halangan lainnya selama ini. Alhamdulillah kami berdua selalu tiba di rumah ( rata – rata jam 10.30 malam ) dengan selamat.

Yang membanggakan dari Eno adalah saat ini dia berada di Turki dalam rangka studi beasiswa dari pemerintah Turki. Di program 3 tahun ini, Eno akan belajar tentang economic policy.

Salah satu topik yang kami bicarakan tadi malam adalah bagaimana supaya tidak homesick, atau rindu pada rumah saat di negeri orang. Homesick merupakan hal yang sangat manusiawi, tapi bila tidak dikelola dengan baik bisa mengganggu semangat dan juga kinerja selama di negeri orang. Apalagi dengan tanggung jawab studi, dengan segala kesulitan dan tantangan yang mungkin muncul, terkadang homesick ini bisa lebih sering muncul.

Saya yakin mungkin diantara kita ada yang sedang mengalami homesick atau khawatir mengalami homesick karena saat ini sedang berada jauh dari rumah, jauh dari keluarga, merasa sendiri di tempat asing dan rasanya ingin pulang  🙂 Mungkin beberapa tips di bawah ini bisa berguna untuk sedikin mengelola rasa homesick ini :

1. Menerima perubahan.  Pergi jauh dari rumah, meninggalkan lingkungan dan keluarga itu perubahan besar. Apalagi dalam kultur kita sebagai orang Indonesia dimana keluarga selalu berada di sekeliling kita. Maka terimalah perubahan itu dan sadari di saat harus jauh dari keluarga.

2. Homesick itu alamiah dan bisa dijadikan pendorong. Homesick adalah perasaan yang wajar. Dia memelihara kerinduan kita pada keluarga dan orang – orang yang kita cintai. Tapi jangan sampai homesick ini membuat kita tidak bisa berfungsi dengan baik di lingkungan yang baru. Apabila dikelola dengan baik, maka perasaan sedih, rindu dan sebagainya bisa jadi pendorong untuk justru mengukir prestasi di negeri orang.

3. Jangan mencari yang tidak ada. Sering saat kita berada di negeri orang atau jauh dari keluarga, kita mencari hal – hal yang sama yang kita biasa lakukan dan dapatkan di tanah air. Ini yang sering membuat kita tidak bisa melihat hal baik lain yang Allah berikan di depan mata.  Ini yang sering membuat homesick yang bercampur dengan tidak bisa menikmati dan mensyukuri yang ada. Hal ini akan memperparah rasa homesick.

4. Membuka diri terhadap pengalaman baru. Perasaan homesick jangan sampai membuat kita bersembunyi seperti keong dalam cangkangnya. Dunia ini terbuka luas dan lebar. Maka nikmati dan jalani pengalaman – pengalaman baru di negeri orang. Sepanjang pengalaman itu tetap di jalur koridor agama, maka saya selalu meyakini itulah hikmah pelajaran dari Allah. Jadi berinteraksilah dengan lingkungan baru.

5. Manfaatkan teknologi. Saat ini teknologi komunikasi sudah canggih. Bercakap – cakap, dan bertemu keluarga di dunia maya sudah sangat mudah. Manfaatkan itu dengan baik dan merasa cukuplah dengan sarana yang ada. Ya, memang tidak sama….tapi bayangkan 15 tahun yang lalu, saat belum ada Skype, dll dan email yang koneksinya pun masih dial-up di Indonesia. Sekarang ini kita patut bersyukur atas fasilitas yang ada.

6. Yakinlah selalu pada Allah. Allah tidak semena –  mena “menugaskan” kita ke tanah yang asing, ke lingkungan yang baru, bertemu orang – orang yang baru. Yakinlah bahwa ada banyak hikmah dan potensi ladang pahala disitu. Bersyukur, bersabar dan yakin. Bersuka cita karena ini adalah ketetapan Allah yang pasti baik adanya. Mindset kita akan berbeda dengan keyakinan ini dan perasaan homesick pun bisa dikelola dengan lebih baik.

 

Saya tutup pembicaraan tadi malam dengan banyak doa – doa untuk Eno dan juga untuk siapapun yang sedang berada di tempat baru, tempat asing, lingkungan baru karena tugas maupun karena kewajiban. Ladang amal ada dimana – mana…jangan sampai perasaan homesick yang tidak dikelola dengan baik menghalangi itu semua….

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *