Uang, harta dan rencana keuangan adalah alat. Dalam perspektif keimanan, harta adalah titipan. Bukan milik mutlak. Dan dalam perpektif keimanan pula hidup adalah juga titipan, yang harus dipergunakan sesuai dengan tuntunan dari Allah SWT. Maka segala sesuatu yang dilakukan dalam hidup, sejatinya tujuannya adalah menuju pada kebaikan, bukan hanya untuk di dunia tapi juga untuk kehidupan di akhirat kelak.
Saat kita melupakan tujuan akhir dari kehidupan ini, boleh jadi rencana kehidupan kita akan menjauh dari sisi – sisi kebaikan. Dan pada saat kehidupan kita menjauh dari sisi – sisi kebaikan, keuangan kita pun akan menjauh dari kebaikan.
Boleh jadi kita kaya harta, tapi merasa hampa, lalu mencari pemuas semu justri di hal – hal yang menjauh dari kebaikan. Boleh jadi kita bisa mengembangkan bisnis, aset, investasi, tapi karena lupa sisi mulia, kita kurang berbagi dan mengabaikan hak – hak orang lain dalam harta kita.
Bisa jadi, pencapaian yang semakin tinggi di sisi duniawi akan membawa kegelisahan yang justru semakin bertubi – tubi, karena tujuan hanya pada angka dan berapa banyak harta.
Mempunyai visi hidup yang baik menjaga tujuan – tujuan dan rencana – rencana lain dalam hidup. Ia seperti rel bgi gerbong – gerbong kehidupan kita yang melaju menuju stasiun kebaikan. Maka buatlah rencana hidup yang baik, lalu buat rencana lain dalam rencana hidup itu untuk mendukungnya. Termasuk rencana keuangan. Jangan buat rencana keuangan tanpa rencana hidup.