Salah satu latihan harian untuk dalam hal mengenali kebutuhan vs keinginan adalah dengan mengendalikan apa yang masuk ke dalam perut dan berapa banyak. Mungkin menghitung dan mengingat apa saja yang sudah dimakan hari ini, kecuali bagi yang sedang diet, jarang – jarang kita lakukan. Biasanya sih, makan ya makan saja. Bukan makan sadar, dimana kita menaruh sedikit perhatian pada apa saja yang sudah kita masukkan ke kantung nasi alias perut kita ini.
Berhenti sebelum kenyang adalah latihan utk merasa cukup dan mengenali rasa cukup itu. Padahal mungkin nafsu makan masih besar. Mengenali rasa cukup ini urusannya bukan hanya masalah perut, tapi juga masalah mindset. Kita paling tidak makan 3 kali sehari. 3 kali sehari ada kesempatan untuk mengenali rasa cukup ini di kegiatan makan.
Makan kadang melibatkan banyak hal lain selain rasa lapar. Kadang makan karena emosi…jadi rasanya lapar banget. Kadang makan karena sedih…jadi makan karena ingin mencari rasa nyaman. Berhenti makan sebelum kenyang karena mengenal sinyal rasa cukup, yang dilatih paling tidak 3 kali sehari, pastinya sedikit demi sedikit akan pengaruh juga ke pikiran dan perilaku kita.
Nah, sekarang kalau mau jujur, banyak keputusan dalam hidup sehari – hari kita lakukan karena ingin, bukan karena perlu. Bahasa gampangnya, mengikuti nafsu. Maka perlu dilatih kepiawaian untuk mengenali mana ingin dan mana perlu itu setiap hari. Latihlah dengan bagian badan yg paling akrab dengan kita : perut 🙂
Harapan dari latihan mengenali rasa cukup dengan melatih perut ini, ada hikmah – hikmah yang bisa kita tangkap, diantaranya : kehati-hatian dalam hal makan / konsumsi dengan mengenali rasa cukup,memperhatikan halal haram,mengenali hal – hal yang penting dan baik. Hikmah – hikmah ini bukan hanya untuk urusan perut, tapi juga untuk aspek – aspek lain dalam kehidupan kita.
Menjalani hidup dengan sadar itu suatu konsep yang besar dan memang rumit. Tapi, kita bisa sedikit melatih kesadaran itu dengan makan secara sadar,bukan hanya krn ingin, tapi karena memang perlu makan dan yang paling penting adalah paham kapan harus berhenti makan karena merasa cukup. “Otot” rasa cukupnya dilatih terus.
Bukan sembarangan perut disebut sebagai sumber penyakit. Tidak hanya bisa akibatkan penyakit fisik, tapi juga bisa akibatkan “penyakit” dalam perilaku, kalau kita salah dalam “melatih” perut.