Dari scroll scroll di TL, ternyata ada beberapa dari rekan – rekan twitterland yang akan menikah. Selamat ! Semoga keberkahan selalu melingkupi rumah tangganya kelak. Dari TL juga saya bisa menyimak, yang pengen nikah banyaaak banget, yang siap menikah juga banyak, tinggal temukan mempelainya saja…heheheh…Tetap semangat, ya. Jodoh ada di tangan Allah, tapi ikhtiar harus terus dilakukan.
Banyak istilah – istilah baru dalam dunia per-single-an yang tidak saya kenal saat 20 tahun yang lalu (“ya iya lah Teeeeh….jaman teteh umur 20 thn an kan udh jadul banget !”…”husssh…jangan buka2 rahasia…heheheh” ). Antara kata galau dan memantaskan diri, saya temukan proses dari sekedar cari pacar, sampai ke tahap betul – betul mempersiapkan menjadi istri atau suami yang terbaik. Mencari pangeran dan putri impian untuk membina keluarga. Kalau kata adinda @pewski mah : #PangeranSurga 🙂
Saya juga senang, dengan keterbukaan informasi, calon pasangan suami istri bisa memperoleh banyak informasi tentang hidup berkeluarga sebelum menikah. Bahkan untuk hal – hal yang 20 tahun lalu selalu dibicarakan secara bisik – bisik, sekarang sudah diseminarkan secara terbuka. Seperti yang dilakukan oleh adinda @fufuelmart. Seminar tentang organ intim wanita. 20 tahun lalu, belum ada seminar nge-pop yang bahas hal – hal seperti itu. Saya waktu itu hanya bisa baca buku…sambil membayang – bayangkan…lalu bingung sendiri…hahahahah…
Namun, satu hal yang tidak bergeser jauh adalah kekhawatiran membicarakan uang, antara 2 orang pria dan wanita yang sudah serius menuju jenjang pernikahan. Dari 20 tahun yang lalu sampai sekarang, pertanyaannya tetap sama. Dan concern ini sebanding antara pria dan wanita. Pertanyaannya sama :”Gimana ya, Teh…cara mulai ngomongnya ?. Takut dia tersinggung” Uang masih menjadi topik yang sulit untuk dibicarakan antara calon pasangan suami istri pada umumnya, bahkan saat kalender sudah menunjukkan tahun 2013.
Calon pasangan bisa dengan santainya membicarakan tentang bulan madu, jumlah anak yang diinginkan, bahkan mereka – reka nama anak mereka kelak, bahkan saat mereka belum menikah. Padahal, kalau menurut saya, itu adalah pembicaraan yang sangat intim…karena menyangkut hal – hal dan peristiwa yang sangat – sangat intim….heheheh…Belum lagi yang memilih untuk menunda kelahiran anak karena satu dan lain hal…pastinya membicarakan tentang cara kontrasepsi dan sebagainya…nah, ini lebih intim lagi….sudah ke inti permasalahan….heheheh…( yang belum 17 tahun keatas merem, ya….hehehe )
Jadi sebenarnya, dibandingkan dengan topik – topik lain yang dibicarakan oleh calon pasangan, topik keuangan ini sebenarnya bukan topik yang sulit….asal disikapi dengan proporsional. Topik uang bukan topik intim…heheheh…
Hal yang sering jadi halangan adalah karena memang membicarakan uang , selain karena faktor budaya yang masih seperti mentabukan itu, juga adalah karena kita meletakkan terlalu banyak beban emosional dalam membicarakan uang. Untuk wanita biasanya takut dianggap mata duitan, untuk pria takut dianggap takut bertanggung jawab atau terkesan pelit karena belum2 sudah bicarakan uang. Uang dihubungkan dengan harga diri, dengan gengsi keluarga, dengan per-jaim-an masing – masing. Uang tidak diletakkan di posisi yang benar.
Maka PR pertama untuk membicarakan uang dengan calon pasangan adalah dengan menjadikannya seperti hal yang biasa saja. Tidak meletakkan beban berlebihan pada topik itu.
Beberapa hal yang perlu diingat adalah :
1. Lakukan dengan santai. Uang bukan monster. Nanti sudah menikahpun akan bicarakan uang, bahkan hampir tiap hari akan terlibat dengan uang dan kegiatan2 ekonomi.
2. Bicarakan yang proporsional saja. Cukup tanya kesanggupan untuk menafkahi pada calon suami, karena memang itu yang diwajibkan kepada suami. Dan cukup tanya kesanggupan untuk hidup sederhana pada calon istri, karena itu penting bagi calon Menteri Keuangan di rumah.
3. Gunakan bahasa yang baik, tidak menuduh, tidak tendensius, walaupun mungkin melihat ada hal – hal yang kurang berkenan di sisi keuangan. Kita paham bicarakan uang muatan emosional nya banyak. Karena itu pilihan kata – kata penting.
Nah, bagi yang sudah menjelang hidup baru dalam pernikahan, selamat juga memasuki kehidupan keuangan bersama ( kecuali gunakan perjanjian pra-nikah pisah harta, pisah hutang, ya…hehehe.. ). Belajar bicarakan uang dengan santai dan proporsional. Pertanyaan tentang uang itu bukan pertanyaan intim….biasa saja, kok….hanya membicarakan nominal yang ada di dompet, di rekening, atau aset…bukan pembicaraan yang memang betul – betul berada di ruang – ruang dan tempat – tempat intim….apalagi melibatkan kegiatan intim….heheheh…
Membicarakan financial memang berat memulainya.