Beberapa hari yang lalu, saya share di Pejaten Village tentang investasi emas dan perencanaan keuangan Islami. Saya berjanji pada beberapa follower saya yang tidak sempat datang di acara tersebut untuk menuliskannya di blog. Mudah2an bermanfaat.
Kata”investasi” saat ini sudah bersliweran seperti kendaraan di rush hour pagi dan sore. Mudah sekali dilekatkan pada segala sesuatu yang berhubungan dengan uang dan menghasilkan uang atau keuntungan. Juga rasanya gaya kalau menyelipkan kata investasi di dalam percakapan…heheheh.
Maka tidak ada salahnya kalau kita mengingat kembali apa sih yang disebut sebagai investasi itu. Tindakan keuangan yang mana yang bisa disebut sebagai investasi dan mana yang bukan….nah, berikut ini, saya kutip ciri – ciri investasi yang diungkapkan oleh Pak Eko Pratomo, salah seorang pakan investasi yang sudah malah melintang di dunia pengelolaan investasi selama puluhan tahun….poin – poinnya dari beliau, keterangannya dari saya π
Investasi itu, harus punya beberapa ciri :
1. Punya tujuan yang spesifik
Nah, investasi harus punya tujuan yang spesifik. Contoh : Untuk dana pendidikan anak SMP, untuk uang muka rumah, untuk modal usaha. Khusus, spesifik. Kalau yang tidak spesifik, seperti misalnya : tua kaya raya, nah ini belum bisa disebut sebagai tujuan yang spesifik. Ini mungkin bisa dimasukkan dalam kategori aspirasi, impian, keinginan…belum jadi tujuan yang spesifik.
Ok, kita lanjut ya…apa ciri berikutnya dari investasi ? Ciri berikutnya adalah :
2. Ada jumlah dana yang dibutuhkan
Ini artinya apa ? Artinya adalah, bahwa dari tujuan yang spesifik itu tadi, maka jumlah dana yang dibutuhkan harus didefinisikan dengan baik. Harus ada satu jumlah tertentu. Misalnya : Uang muka rumah 20 persen dari rumah seharga Rp. 500 juta, maka uang muka rumah yang merupakan dana yang dibutuhkan adalah Rp. 100 juta. Β Atau misalnya, yang menjadi tujuan anda adalah dana untuk modal usaha senilai Rp. 75 juta. Nah, ini yang disebut sebagai jumlah dana yang dibutuhkan.
Mari kita lanjutkan ke ciri selanjutnya dari investasi, yaitu :
3. Ada jangka waktu tertentu
Nah, ciri ketiga ini yang membedakan antara tujuan dengan mimpi, aspirasi, atau hanya keinginan saja. Ada jangka waktu dari investasi yang dilakukan. Jadi bukan sesuatu yang dilakukan tanpa batas waktu, atau tanpa jelas kapan investasi ini dibutuhkan. Contohnya : Uang muka rumah, senilai Rp. 100 juta, dibutuhkan 5 tahun lagi. Jadi, jangka waktu investasi yang harus dilakukan adalah dari saat ini sampai 5 tahun ke depan. Ada tujuan spesifik, ada jumlah waktu yang dibutuhkan , ada jangka waktu investasi.
3 ciri investasi sudah di paparkan, masih ada 2 ciri lagi yang lebih menyentuh sisi how – to dari investasi, yaitu :
4. Menggunakan instrumen investasi
Setelah poin 1 – 3 , tentu saja perlu alat untuk mewujudkannya. Nah, disinilah peran instrumen investasi. Instrumen investasi yang dipergunakan akan bergantung pada tujuannya, jumlah dana yang dibutuhkan dan jangka waktu untuk investasi yang tersedia. Juga, masuk dalam pertimbangan ini adalah tingkat resiko yang bersedia untuk diambil dan kemampuan berinvestasi yang dimiliki. Kita akan membahas hal ini di tulisan yang lain dengan lebih detail.
Daaaan…poin terakhir adalah bahwa investasi itu :
5. Memerlukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
Investasi bukan kegiatan asal – asalah atau iseng – iseng berhadiah π Dari poin 1 – 4 diatas, menggambarkan bahwa investasi adalah sesuatu yang dilakukan secara terencana, dihitung, dicermati. Poin ke 5 ini mengimplikasikan bahwa yang namanya investasi itu perlu pemahaman dan pengetahuan yang cukup. Kalau tidak paham, bagaimana bisa merangkai suatu strategi yang tepat untuk mencapai tujuan ?
Nah, semoga 5 poin ini bisa mengingatkan kita kembali tentang investasi.