Salah satu hal yang sering dilakukan oleh first jobber adalah terlalu lama berada dalam tahap “senang – senang” di dalam pekerjaan. Senang karena bekerja di perusahaan impian, bertemu dengan teman – teman yang asik, lagi into it banget dengan pekerjaan yang dihadapi sekarang, rasanya pensiun itu masih jauuuuuh banget J Jangankan merencanakan pensiun, sedangkan merencanakan bagaimana karirnya pun seringkali luput. Memang terkadang dalam berkarir itu ada faktor keberuntungan juga, tapi come on….ini kan hidup anda sendiri…make your own luck…manfaatkan dan pergunakan hal – hal yang bisa meningkatkan kompetensi sedini mungkin, agar kesempatan untuk berkarir pun lebih terbuka lebar.
Saya mengambil posisi netral dalam hal apakah mau jadi karyawan dan meniti karir ataukah menjadi enterpreneur. Mau jadi apapun, dua – duanya perlu rencana pensiun dan itu yang menjadi pokok bahasan kita. Menjadi karyawan berarti pensiun dari pekerjaan di usia tertentu, memikirkan apa yang akan dilakukan setelah pensiun , menyiapkan pensiun sedini mungkin. Menjadi pengusaha pun perlu memikirkan pensiun. Kapan akan mengundurkan diri dari kegiatan sehari – hari perusahaan, bagaimana mengupayakan alih generasi yang mulus dan persiapan – persiapan finansial untuk pensiun. Sama saja.
Saya sering kali menjumpai orang – orang yang berada di tengah karir dan kemudian galau, karir sudah tidak menantang, tapi mau keluar dari pekerjaan uang tidak siap. Atau saat uang siap, masih bingung apa yang akan dilakukan kalau sudah tidak bekerja. Sementara usia sudah merambat naik
Oleh karena itu saya menaruh harapan besar pada orang – orang muda yang mulai meniti karir untuk menyadari bahwa perencanaan pensiunnya juga harus dipikirkan. Dari rencana hidup yang besar, kemudian bercabang ke perencanaan karir, lalu perencanaan pensiun, didukung oleh perencanaan keuangannya. Waktu terus berjalan, jangan tunda – tunda merencanakan pensiun…..