Mengapa kecanduan belanja terjadi dan bahkan susah berhenti ? Nah, mari kita bahas tentang 2 hal yang berkaitan erat yaitu : kegiatan berbelanja dan rasa senang.
Para ahli, salah satunya adalah Ruth Engs dari University Of Indiana mengatakan, kecanduan belanja erat berhubungan dengan apa yang dirasakan oleh otak saat melakukan aktifitas berbelanja. Perasaan senang saat berbelanja disebabkan oleh hormon endorphine dan dopamine yang dilepaskan oleh tubuh. Perasaan senang ini kemudian berulang terus saat aktifitas berbelanja dilakukan. Akhirnya menjadi kecanduan terhadap rasa senang itu dan otomatis kecanduan belanja.
Hal ini relevan dengan kenyataan yang terjadi pada pecandu belanja. Ada yang kecanduan belanja untuk barang – barang tertentu, tetapi ada pecandu belanja yang mendapatkan rasa senangnya dari belanja apa saja. Tidak penting barang apa yang dibeli, tapi tindakan belanjanya yang lebih penting bagi mereka.
Seseorang melakukan suatu tindakan tertentu, pasti ada motif pendorongnya. Seseorang menjadi pecandu belanja, juga karena berbagai sebab, yang intinya adalah mengejar perasaan senang. Nah, bila perasaan senang yang dikejar, biasanya sisi logika sudah tidak digunakan lagi. Oleh karena itu tidak heran bahwa banyak pecandu belanja yang cenderung tidak peduli pada keuangannya. Berhutang untuk memenuhi hasrat belanja, bahkan sampai menipu dan melakukan tindakan criminal lainnya pun dilakukan.
Sangat penting untuk mencari akar permasalahan mengapa seseorang menjadi pecandu belanja. Apakah untuk meningkatkan rasa percaya diri, atau untuk menyembunyikan stress yang sebenarnya dirasakan, ataukah ada hal lain.
Biasanya tanda – tanda efek buruk kecanduan belanja terlihat pertama di sisi keuangan. Saat keuangan harian sudah terganggu, tabungan terkuras untuk kegemaran belanja, pendapatan berapapun pasti habis untuk belanja, atau hutang makin menumpuk karena terus – terusan membeli barang – barang yang diinginkan.
Tanda lain yang terlihat adalah hal yang bersifat fisik. Pecandu belanja biasanya punya kecenderungan untuk menumpuk barang atau hoarding. Bahkan tidak heran, kita akan menemukan lemari, bahkan ruangan penuh dengan barang – barang baru yang belum tersentuh sama sekali pada seorang pecandu belanja. Karena kesenangannya timbul pada saat tindakan membeli dan tidak selalu pada tindakan memakai barang yang dibeli.
Saat tidak bisa berhenti belanja, dan keuangan sudah kacau balau karenanya, maka itulah saat yang tepat untuk mencari bantuann professional guna mengatasi kecanduan belanja ini. Kombinasi perencana keuangan dan psikolog dapat merupakan langkah awal bagi seseorang untuk mengatasi kecanduan belanja.