Hal yang berkesan bagi saya waktu kecil adalah melihat tanaman singkong. Karena kami dulu tinggal di luar Jawa, ayah PNS kepala gudang farmasi, sementara beras pembagian terkadang lebih banyak kutu dan batunya 🙂 maka kami sering memanfaatkan tanah yang masih luas di depan rumah untuk menanam singkong, kacang, jagung dan sebagainya.
Aki Juned adalah orang yang bertanggung jawab atas kebun itu. Sambil disekolahkan ayah di SMEA ( ya saya memanggilnya aki karena memang begitulah urutan dalam perkerabatannya, padahal umurnya baru 19 tahun waktu itu ), Aki Juned dengan tangan dinginnya mengelola kebun kami.
Salah satu hasil kebun itu adalah singkong mentega yang besar – besar dan berwarna kekuningan. Direbus dengan sedikit garam dan daun salam, singkong itu terkadang jauh lebih menarik di atas meja dibandingkan dengan beras pembagian yang seingat saya tidak pernah betul – betul putih warnanya.
Kebun itu juga tempat saya bermain. Yah, harap maklum, karena memang di waktu itu yang ada cuma kebun di depan rumah dan hutan di belakang rumah. Suatu hari saya membantu Aki Juned menanam singkong. Wah, begitu mudah dilakukan. Tinggal menancapkan batang – batang singkong ke tanah, beri air, beri pupuk, pelihara….dan voila !!! Tidak lama kemudian, kami bisa menikmati singkong yang enak, pulen, dan nikmat.
Suatu hari di tepi kebun saya temui tanaman singkong yang tumbuh miring, berada di pinggir luar kebun. Saya bertanya pada aki, bagaimana bisa tanaman ini ada disini ? Aki menjawab” “Ya itu mah gak sengaja tumbuh, mungkin aki buang batang singkong, lalu dia tumbuh sendiri, neng “.
Sebuah lampu seperti menyala di kepala saya. Light bulb moment ! Dalam pikiran saya yang sederhana waktu itu, singkong yang tak sengaja dibuang ke tepi kebun bisa tumbuh, hebat si singkong ini ! Dan ternyata, hasil umbi dari singkong yang tumbuh miring ini pun sama bagusnya dengan singkong yang sengaja ditanam…wah, makin hebat singkong ini di mata saya…anak umur 8 tahun, yang banyak belajar dari alam…..
Seiring dengan perjalanan waktu dan hidup, saya dan mungkin anda, pernah mengalami nasib seperti batang singkong yang tumbuh miring di pinggir kebun, tidak berada di tempat yang ideal, tidak dimaksudkan untuk sengaja ada disitu. Tapi kita bisa belajar dari singkong, untuk tumbuh, berkembang, menghasilkan, bahkan sama bagusnya, dengan singkong yang tumbuh di tempat yang ideal, bukan di tepi kebun dalam keadaan miring.
Sering mungkin kita merasa tidak berada di tempat yang ideal bagi kita, bukan tempat yang kita pilih, atau mungkin kita tanpa ada pilihan lain harus berada di tempat yang tidak ideal itu. Kita bisa memilih untuk tetap bermanfaat, tumbuh, hidup dan menghidupkan dimanapun berada. Kita bisa jadi hebat dalam situasi apapun. Seperti singkong yang tumbuh di pinggir kebun…yang tumbuh dari batang yang terbuang dan terlempar…