Menunda. Pekerjaan yang sering dilakukan. Dalam segala hal. Ayo ngacung ! Heheheheh…
Dan terutama dalam perkara keuanganan. Tahap pertama yang sering dilakukan adalah menunda untuk mengetahui keadaan keuangan kita dengan melakukan cek keuangan kita. Menunda membuat cashflow utk sadar uang masuk dan keluar dari mana saja dan kemana saja. Penundaan yang ini tidak sebanding dengan tidak maunya kita untuk menunda belanja, menunda jalan2, menunda nonton konser. Enggan menunda hal – hal yang kita inginkan. Tapi terus menunda hal yang sebenarnya kita butuhkan.
Kita merasa keuangan baik – baik saja. Semua keperluan terpenuhi. Dari gaji ke gaji. Dari satu untung bisnis ke untung bisnis yang lain. Sepertinya semua run smoothly, seperti naik mobil di pegunungan berjalan mulus, angin sepoi – sepoi…heheheh…
Padahal mungkin saja kita saat itu sedang masuk tahap 2 dari penundaan yang kita lakukan. Yaitu sembunyi dari keadaan keuangan sendiri. Meyakinkan diri bahwa semua baik – baik saja. Tanpa lihat angka, tanpa aware uang mengalir kemana saja dan apakah sudah efektif dan efisien. Kita meyakinkan diri bahwa semua baik – baik saja saat ternyata saldo tabungan tidak bertambah, saat ternyata untuk anak sekolah kita belum siap, dan diam – diam hutang bertambah karena mengikuti gaya hidup yang mulai konsumtif.
Dan akhirnya tahap 3 : Dor ! Kena ! Saat ada musibah dan harus sedia uang tunai segera. Saat anak mau masuk sekolah dan ternyata untuk uang pangkal saja tidak siap. Saat diam – diam kartu kredit hanya bisa bayar minimum payment. Saat tabungan sudah terkikis entah untuk apa. Saat pergi liburan dan ternyata pulangnya malah lebih banyak punya hutang. Saat yang tinggal cuma penyesalan. Bahwa kalau saja tidak ditunda untuk take charge keuangan, dengan rejeki yang Allah titipkan sebenarnya bisa punya keadaan keuangan yang lebih baik.
Saat kita kecil dan main petak umpet, kita berusaha supaya tidak “kena”. Tapi menunggunya pasti degdegan. Nah, menunda untuk tahu keadaan keuangan kita dan sembunyi dari kenyataan itu pada prinsipnya berharap – harap cemas bahwa mudah – mudahan tidak “kena”. Tapi seperti permainan petak umpet, suatu saat akan “kena” juga. Pilihannya di tangan anda. Mau menunda dan sembunyi dengan jantung berdebar, berharap semua baik – baik saja tanpa ikhtiar. Atau mau take charge keuangan anda. Berani melihat seperti apa keadaan keuangan saat ini dan langkah yang perlu untuk dilakukan. The choice is yours. Choose wisely.