Salah satu arti remang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesamaran. Nah, kalau samar itu berarti tidak kelihatan jelas…ada sih, keliatan sih, tapi tidak jelas. Seperti itu pula secara rata – rata yang diketahui tentang keuangan di kalangan orang muda. Mahasiswa, fresh graduate, bahkan yang sudah punya pekerjaan 1 – 3 tahun. Kalau ditanya tentang perencanaan keuangan, thanks to banyaknya sosialisasi dan edukasi dari perencana keuangan, pasti jawabannnya “Tau, dong !”. Tapi apabila ditanya lebih dalam lagi, mulailah masuk area remang – remang…mulai samar pengertiannya. Perencanaan keuangan ujung – ujungnya jadi sosok yang me-ribet-kan, merepotkan, dan akhirnya dianggap tidak perlu.
Eiitss, jangan salah paham dulu. Tulisan ini bukan untuk menyalahkan anak muda, lho. Pada dasarnya, memang tidak ada orang yang langsung terlahir dengan kepiawaian mengelola keuangan. Ini adalah ilmu yang harus dipelajari. Dan sayangnya, pengelolaan dan perencanaan keuangan yang merupakan salah satu life skill penting, tidak ada dalam sistem pendidikan kita. Demikian juga dalam pendidikan di rumah, terkadang hal ini tidak dibahas secara khusus. Asumsinya, “Nanti juga ngerti sendiri tentang uang !”
Pelajaran kita tentang keuangan, seringnya bermula dari SD. Ada sekolah yang mewajibkan murid – muridnya untuk menabung di sekolah. Sehingga pesan untuk menabung sudah disampaiakan sejak dini. Akan tetapi, seringnya menabung dalam paradigma lama. Menabung dari sisa uang jajan. Pengelolaan keuangan dengan celengan ayam. Setelah itu, praktis tidak ada lagi tambahan life skill keuangan yang disinergikan di sekolah dari sejak SD, SMP, SMA, kuliah. Masih beruntung apabila di lingkungan keluarga, diberikan pendidikan ini atau ada role model yang bisa dilihat oleh orang muda. Atau waktu kuliah, memilih jurusan yang ada singgungannya dengan keuangan. Walaupun kebanyakan itu mengurus uang orang lain, bukan uang sendiri π Apabila tidak, maka resmilah masuk ke dunia orang dewasa, bahkan dunia kerja, dengan pengetahuan pengelolaan keuangan masih dengan celengan ayam itu. Β Remang – remang. Samar.
Pengetahuan yang remang – remang ini yang kemudian sering menimbulkan masalah. Tidak jarang ditemui orang muda yang sudah sangat konsumtif. Tidak bisa bedakan keinginan dan apa yang memang perlu. Tidak jarang saya temui first jobber yang baru kerja 1 – 2 tahun, tapi sudah punya hutang yang cukup besar, karena gaya hidup. Atau yang kebingungan, “Uang saya kemana aja ya, Teh ? Perasaan gaji saya sebenarnya cukup untuk hidup, tapi rasanya kurang aja !” Nah !
Maka, sekarang kita sudah sampai di titik ini, sudah bukan waktunya untuk melihat ke belakang lagi kalau selama ini memang tidak pernah belajar life skill tentang keuangan. Ini saatnya untuk maju ke depan. Yang remang – remang ini kita terang benderangkan dengan pengetahuan. Mau belajar tentang keuangan, bukan untuk keuntungan siapa2, tapi untuk kepentingan diri sendiri, karena keuangan kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Cari ilmu, jangan gengsi untuk belajar, supaya tahu persis apa sih perencanaan dan pengelolaan keuangan itu, harus bagaimana, harus mulai darimana dan apa sih untungnya ? Yang remang – remang itu sering bikin kesandung π karena itu, yang terang benderang aja, deh π