Kita kunjungi lagi sejenak artikel di blog ini yang di posting beberapa waktu yang lalu yaitu Berkaca Pada Cashflow. Keuangan kita sangat terpengaruh oleh keadaan emosi dan psikologis yang sedang dialami. Tak terkecuali pada saat kita mengalami peristiwa luarbiasa dalam hidup seperti perceraian dan meninggalnya pasangan.
Saat terjadi perceraian atau meninggalnya pasangan, boleh jadi ada perubahan situasi keuangan. Baik dari sisi pemasukan, maupun dari sisi pengeluaran. Misal saat perceraian, mungkin ada penurunan aset, tapi ada tambahan kas karena pembagian harta, ada penurunan pemasukan karena uang gaji suami istri tidak disatukan lagi, ada tambahan pengeluaran karena perubahan tempat tinggal, sekolah anak, dan lain – lain. Contoh lain saat meninggalnya pasangan, penghasilan ada yang hilang, tapi ada UP asuransi yang tiba – tiba ada, ada hutang mendiang yang harus dibayar, ada warisan yang harus dibagi. Kesemuanya ini adalah perubahan yang cukup besar bagi siapapun yang mengalaminya.
Perceraian atau meninggalnya pasangan, tidak seharusnya membuat siapapun terpuruk secara finansial. Di saat – saat seperti ini keterkaitan antara faktor psikologis, emosi dan keuangan menjadi lebih erat lagi. Keputusan – keputusan finansial kita sangat dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada kehidupan kita. Oleh karena itu, keduanya saling mempengaruhi. Salah menyikapi sisi psikologis, akan berpengaruh pada keuangan. Demikian juga, salah keputusan pada keuangan akan memperbesar tekanan psikologis yang dialami.
Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan utk memulai kembali :
#1. Buat cashflow baru segera !
Saat keadaan berubah, pemasukan berubah, pengeluaran mungkin berubah, maka membuat cashflow baru adalah langkah pertama yang penting. Sesuaikan dengan situasi baru yang dialami saat ini.
#2. Identifikasi aset dan kewajiban baru
Perceraian atau meninggalnya pasangan membawa konsekuensi juga pada perubahan aset dan kewajiban bagi masing – masing. Identifikasi perubahan dari aset dan kewajiban. Misalnya, ada penurunan nilai aset karena rumah dijual dan dibagi 2, hasilnya berupa cash. Lalu ada hutang bersama yang harus dilunasi, atau hutang dari mendiang suami / istri yang juga harus dilunasi. Identifikasi semua hal itu sehingga memiliki “potret” yang benar untuk keadaan keuangan saat ini.
#3. Hati – hati pada lumpsum money
Yang dimaksudkan dengan lumpsum money adalah sejumlah uang dalam jumlah besar yang diterima sekaligus. Misalnya, dari pembagian warisan, UP asuransi, hasil penjualan aset dan sebagainya. Lumpsum money yang tidak dialokasikan dengan baik, akan cenderung habis dalam jangka waktu pendek.
#4. Tertib administrasi
Dari sisi administrasi kependudukan maupun catatan sipil, perceraian dan kematian mempunyai konsekuensi perubahan administrasi yang harus dilakukan. Segera lakukan penyesuaian.
#5. Adaptasi, adaptasi, adaptasi !
Makin cepat beradaptasi pada keadaan yang baru, makin kecil resiko keuangan akan menjadi berlarut – larut dalam keterpurukan. Segera sadari kenyataan, menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.