Membicarakan uang dengan pasangan, nomor satu adalah merasa saling nyaman untuk membicarakannya. Nyaman dalam arti yang senyaman – nyamannya. Seperti perasaan nyaman saat anda saling berpelukan, seperti perasaan nyaman saat anda bermesraan dengan suami atau istri. Ya, perasaan senyaman itu yang harus dicapai.
Bagaimana pembicaraan tentang keuangan selama ini dilakukan ? Kalau ada masalah saja ? Kalau kurang uang saja ? Kalau baru dapat uang banyak ? Dari pola pembicaraan selama ini, anda bisa menilai sendiri sampai senyaman apa anda dengan suami / istri nyaman berbicara tentang uang.
Jujur. Salah satu yang sangat membantu kenyamanan untuk berbicara tentang uang adalah kejujuran. Banyak pasangan mengalami masalah yang berkepanjangn dalam pernikahan, karena salah satu pihak merasa pihak lain tidak jujur dalam hal keuangan sejak awal. Memberi pencitraan tinggi, padahal ternyata kenyataan tidak begitu. Memberi janji setinggi langit, tapi realisasi masih megap – megap.
Kata – kata penuh cinta. Penggunaan bahasa yang baik dalam membicarakan keuangan tidak bisa dianggap remeh. PAda dasarnya kita membawa muatan emosi masing – masing dalam hal keuangan. Saat ini kita sedang mencoba untuk belajar membicarakan uang dengan proporsional dan sehat. Dan itu akan sangat terbantu apabila pembicaraan tentang uang terhindar dari kata – kata menuduh, menghakimi, ataupun disertai dengan kemarahan. Lakukan pembicaraan tentang keuangan dengan semangat membangun, penuh cinta, penuh kasih sayang.
Rasa percaya pada pasangan. Sangat menarik untuk disimak adalah, ada pasangan yang saling percaya secara parsial. Percaya dia adalah ibu yang baik, tapi tidak percaya dia dalam hal uang, karena khawatir boros Percaya penuh pada suami dalam hal kesetiaan, tapi dalam hal keuangan meragukan. Kita tidak mau dipercaya secara parsial, juga tidak elok apabila kita percaya hanya separuh hati pada pasangan kita. Oleh karena itu, kepercayaan dalam hal keuangan juga harus dipupuk, seperti juga kepercayaan dalam cinta dan kasih sayang pada suami / istri. Dan memupuknya itu adalah dengan saling memperbaiki perilaku keuangan yang tidak akan menunjang keuangan keluarga yang baik.
Kadang banyak pasutri beralasan, “bagaimana mau membicarakan keuangan dengan baik, Mbak…keuangan kita aja masih amburadul !” Lho, jadi ini mau jadi permainan duluan mana telur dan ayam ? Apa mau diperdebatkan terus ? Pembicaraan tentang keuangan harus dimulai walaupun keuangan dalam amburadul. Bicara untuk memperbaiki. Tidak ada jalan lain. PAda awalnya memang pasti banyak perdebatan – perdebatan hangat. Tidak mengapa. Itu proses.
Akan tetapi, perlu juga diingat, bahwa ketidakpercayaan dalam hal keuangan juga bisa jadi cerminan dari ketidakpercayaan dalam hal lain dalam hubungan. Bisa jadi karena adanya masalah lain dalam hubungan, misalnya suami / istri pernah mempunyai masalah dengan hutang yang tidak diberitahukan pada pasangan. Suami / istri pernah punya masalah dengan kesetiaan. Ingat untuk membedakan antara gejala dan masalah. Cari solusi untuk masalahnya, jangan hanya puas dengan mengobati gejalanya saja.
Tujuan akhir dari proses pembicaraan keuangan dengan pasangan ini adalah kemampuan untuk bicara dari hati ke hati bahkan untuk urusan keuangan. Saling merasa nyaman, jujur, bisa menggunakan kata – kata yang baik dalam pembicaraan dan makin menumbuhkan kepercayaan kepada pasangan dalam hal keuangan. Seperti juga kepercayaan dalam hal lainnya. Kalau sudah bisa bicara dari hati ke hati untuk hal keuangan, hal dompet ke dompet tidak akan jadi masalah.