Perkataan “nanti lagi” dan besok – besok lagi” sering sekali saya dengar dalam praktek saya sebagai seorang penasehat keuangan apabila sedang membahas tentang kapan waktu yang tepat untuk mulai merencanakan keuangan.
Banyak individu, pasangan muda dan atau bahkan orang – orang yang sedang berada di situasi karir dan usaha terbaik, memilih untuk menunda merencanakan keuangan, menggunakan banyak kata “nanti” karena merasa masih punya banyak waktu untuk merencanakan keuangan sebelum benar – benar perlu.
Sayangnya, pada saat kita benar – benar perlu untuk merencanakan keuangan itu, biasanya 2 hal sudah terjadi. Pertama, kita sudah ada dalam masalah keuangan, jadi merasa perlu untuk merencanakan keuangan guna memperbaiki. Kedua, menyadari ternyata waktu sudah berjalan lama dan merasa sudah agak terlambat untuk memulai merencanakan keuangan.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa yang membuat terjatuh itu bukanlah batu yang besar, akan tetapi karena terpeleset kerikil yang kecil. Hal ini benar juga adanya pada saat diaplikasikan pada keuangan kita. Kita tunda untuk peduli dengan keuangan kita sehari, dua hari, tiga hari, mungkin rasanya sesuatu yang remeh. Tanpa kita sadari sudah setahun kita jalani dengan prinsip mengalir saja tanpa memberikan arahan yang jelas tentang penggunaan rejeki yang Allah amanahkan.
Lalu kemudian dari menunda – nunda itu, dari perkataan “nanti, nanti dan nanti saja”, kita akan terjerembab dalam masalah keuangan. Kita menunda menabung, menunda untuk mengalokasikan uang dengan baik, menunda untuk mempunyai tujuan keuangan, dan akhirnya keuangan kita pun rentan salah arah. Saat kita sadari, permasalahan keuangan sudah mulai menggunung.
Atau kita sering merasa masih banyak waktu untuk merencanakan keuangan. Cenderung menikmati saja hari ini dan selalu berpikir bahwa merencanakan keuangan itu bisa “besok – besok lagi”. Satu, dua, tiga hari berlalu, tanpa sadar sudah setahun, dua tahun, tiga tahun.
Banyak kesempatan untuk membangun keuangan yang lebih baik sudah kita lewatkan, momentum yang baik untuk membangun keuangan yang sehat banyak yang sudah kita abaikan, akhirnya baru sadar saat mungkin usaha sedang menurun, kontrak kerja hampir selesai atau pada saat mendekati usia pensiun. Kesemua mungkin terjadi karena kata “nanti saja” dan “besok – besok saja” yang sering kita ucapkan. Kita terlena dengan nikmat kelapangan waktu.
Kalau kita sadari bahwa uang merupakan titipan Allah SWT yang harus kita pertanggungjawabkan perolehan dan penggunaannya, maka kata “nanti saja” dan besok – besok saja” perlu sedikit demi sedikit kita kikis dari pikiran kita dalam hal keuangan. Kita tidak pernah tahu berapa lama lagi usia ini akan Allah pinjamkan bagi kita, sehingga salah satu bentuk amanah terhadap harta yang Allah titipkan itu harus kita lakukan setiap saat dan setiap waktu.
Dengan memiliki kesadaran itu, kita pun akan cermat terhadap keuangan kita, berusaha cerdas dalam mengatur keuangan, sehingga manfaat di dunianya pun akan terasa bagi kita. Keuangan yang terkelola dengan baik, bisa mendukung ibadah kepada Allah SWT. Insya Allah.