Pertanyaan tentang keuangan pada calon pasangan bisa yang hanya simple2 saja, bisa juga yang lebih mendetail. Hal ini bergantung pada kenyamanan dari masing – masing pihak. Menikah juga berarti bersiap untuk “kejutan2” yang ada setelah pernikahan. Baik itu kejutan yang menyenangkan ( “Yang itu mah gak usah diomongin kali, Teh !” heheheh…iya…iya…) maupun kejutan yang memang bikin kaget, bete, sedih dan sebagainya. Untuk ini semua, kita bersiap.
Bagi yang hanya ingin bertanya hal – hal yang simple saja, mengingat kembali pembahasan kita di tulisan “Pertanyaan Intim, maka 2 hal yang perlu kita ingat selain berusaha bersikap santai, jujur, terbuka dan positif dalam membicarakan uang :
#1. Proporsional. Bicarakan yang proporsional saja. Cukup tanya kesanggupan untuk menafkahi pada calon suami, karena memang itu yang diwajibkan kepada suami. Dan cukup tanya kesanggupan untuk hidup sederhana pada calon istri, karena itu penting bagi calon Menteri Keuangan di rumah.
#2. Gunakan bahasa yang baik. Berusaha tidak menuduh, tidak tendensius, walaupun mungkin melihat ada hal – hal yang kurang berkenan di sisi keuangan. Kita paham bicarakan uang muatan emosional nya banyak. Karena itu pilihan kata – kata penting.
“Lalu tanya tentang keuangannya apa aja, Teh ?”. Nah, dibawah ini ada beberapa topik dalam keuangan yang bisa ditanyakan kepada calon pasangan, baik calon suami maupun calon istri :
1. Apa arti kekayaan untukmu ? ->> Cek pemahanan calon suami / istri ttg makna harta, halal haramnya, kewajiban atas harta, dll.
2. Uang biasanya dibelanjakan untuk apa saja ? –> Ini gampang kalau sudah terbiasa bikin cashflow dan perencanan sederhana
3. Bagaimana menabung yang selama ini dilakukan ? Bisakah ? Terbiasakah ? –> Jadi alat introspeksi juga kalau selama ini gagal menabung. Kalau sudah sukses menabung, hati – hati penggunaan tabungan di 3 titik kritis keuangan pranikah : biaya nikah, biaya tahun pertama, biaya persiapan buah hati.
4. Apakah setelah menikah akan ada perubahan dalam cara mengelola keuangan dibanding sebelum menikah ? –> Apakah pengelolaan akan diserahkan pada istri ? Apakah akan dikelola bersama ? Apa perubahan gaya hidup yang akan dilakukan ?
5. Apakah mempunyai hutang saat ini, dan kalau iya, berapa jumlah dan bagaimana pelunasannya ? Berapa cicilannya dan darimana mencicil utang tersebut ?
6. Apakah menggunakan kartu kredit ? Bagaimana dan untuk apa biasanya kartu kredit digunakan ? –> Bijak gunakan kartu kredit
7. Saat kelak membeli rumah, apakah dapat menerima bahwa mungkin harus menggunakan fasilitas bank ? Kalau tidak, bagaimana rencananya ?
8. Apa yang diharapkan dari pasangan dalam hal keuangan ? ->> Ini berlaku untuk calon suami dan calon istri.
9. Apa tanggung jawab keuangan dalam pernikahan kelak ? –> Apa pemahaman calon istri dan suami akan hak dan kewajiban masing dalam keuangan.
10. Apakah istri akan diijinkan untuk bekerja ? –> Apakah istri akan diijinkan tetap bekerja setelah kelahiran anak ?
11. Saat istri bekerja, bagaimana keluarga dengan 2 penghasilan akan mengatur keungannya ? –> Apakah istri bersedia bantu
12. Apakah selama ini melakukan pencatatan atau anggaran dalam mengelola keuangan ?
13. Apakah ada tanggung jawab keuangan yang harus ditunaikan diluar keluarga inti ? Misalnya kepada orang tua, saudara, atau yang lainnya. –> Pasangan sebaiknya saling jujur akan tanggung jawab keuangan pada orang tua, adik – kakak, saudara atau yang lainnya.
Mudah – mudahan 13 pertanyaan di atas bisa memberikan ide kira – kira pertanyaan apa saja yang bisa diajukan kepada calon suami / calon istri. Tetap santai dalam membicarakan uang, jujur, terbuka dan positif. Selamat bertanya 😉