200 Yen Di Matsue…

Mamak ini memang tidak bisa meninggalkan profesi sebagai seorang financial planner / advisor. Jadi setelah 1 minggu di Matsue dan rampung membereskan rumah, dan sudah mencoba trayek bus umum 1 kali, mamak sudah ingin menjelajah kota Matsue 🙂

 

Menjelajah itu lebih seru kalau ada tantangannya. Karena setiap hari saya bergelut dengan perencanaan keuangan, maka saya memutuskan untuk menggunakan budget sebagai salah satu tantangan penjelajahan saya.

 

Saat mencoba trayek bus, saya melihat bahwa ongkos bis itu rata – rata 200 – 250 yen ( Rp. 25.000 – Rp. 32.500 ), maka saya tetapkanlah suatu trip pendek dengan bus dengan budget 200 yen. Apa saja yang saya bisa dapatkan dengan 200 yen ini ? Inilah tujuan dari trip penjelajahan ini 🙂

 

Perjalanan saya mulai setelah tengah hari, alhamdulillah cuaca cerah, dan setelah sholat dzuhur dan makan siang di rumah ( ingat, ini perjalanan on budget…hehehe ) untuk tetap stay in budget ( makan siang rata – rata bisa menghabiskan 500 – 700 yen ), maka berangkatlah saya dari rumah…

 

Bekal untuk jalan – jalan ini juga perlu dipersiapkan dengan baik. Tetap dengan ransel Porter kesayangan saya, buku merah catatan menulis, pena, hp Softbank, blackbery, payung ( karena Matsue sudah mulai hujan ), kurma dan kismis ( ini cemilan penting, supaya gak usah jajan…hehehe ), paspor , uang receh untuk bus dan dompet. Botol minuman pun bekal dari rumah. Harga minuman teh hijau dingin sekitar 120 – 150 yen. Oya, juga jadwal bus yang sudah ditandai dan peta Matsue edisi bahasa Inggris ( ini bisa didapatkan di Tourist Information Center di Matsue Station )

 

Matsue terkenal dengan Matsue Castle dan danau Shinji nya, jadi ada trayek khusus yang mengelilingi obyek wisata di Matsue dengan satu trayek perjalanan. Namanya Lakeline bus. Cocok dengan budget saya, ,tiketnya 200 yen, dengan tiket harian 500 yen. 200 yen untuk perjalanan tanpa turun – turun, dan 500 yen apabila ingin turun di tiap titik obyek wisata dan ini berlaku sehari penuh.

Bus Lakeline ini bentuknya unik, berwarna merah dengan interior kayu. Berangkat dari Stasiun Matsue / Eki di lajur 7, hampir 20 menit sekali. Karena ini adalah bus pariwisata, salah satu kemudahannya adalah supir bus yang lebih ramah dan lebih bisa berbahasa Inggris. Jadi untuk saya yang kemampuan bahasa Jepangnya masih minus, tetap bisa jalan – jalan tanpa khawatir.

 

Setelah duduk manis di dalam bus, mulailah perjalanan dimana bus ini melewati banyak obyek pariwisata. Karena saya on budget, dalam arti saya bukan beli tiket terusan seharian, maka hal pertama yang saya lakukan adalah mengambil banyak gambar dari semua yang saya lewati.  Oya, tiket terusan itu dibeli lewat supir bus. Nanti supir akan menandai tiket tiap kali kita turun dan tiket ini, beserta paspor, bisa jadi alat untuk mendapatkan discount antara 30 – 50 persen di obyek – obyek wisata di Matsue.

 

Selain banyak foto yang saya bisa ambil, saya pun membuat sketsa dan menulis di buku merah catatan penulis saya. Kali ini, selain komitmen terhadap budget 🙂 saya pun ingin mengambil perspektif sebagaiorang yang lewat dan keliling kota Matsue, bagaimana saya melihat kota ini dari tempat yang bergerak dalam waktu singkat. Saya ingin tahu, bagaimana kota ini dapat mempesona saya dalam waktu yang singkat….

 

Lepas dari Stasiun Matsue, dan menoleh ke kiri, saya sudah disuguhi pemandangan indah dan bersih kota Matsue di hari yang cerah. Matsue memang dijuluki The City Of Love. Dan Matsue pun termasuk salah satu kota yang tergolong tua di Jepang, salah satunya adalah karena adanya Matsue Castle yang megah berdiri di puncak bukit di tengah kota.

 

Lake Line Bus ini akan berkeliling ke beberapa point of interests di Matsue, yaitu : Matsuejo / Matsue Castle, kemudian kita bisa naik perahu di Otemae Horikawa boat boarding point mengelilingi Matsue Castle, Lafcadio Hearn Museum, Gessho-ji Temple, Matsue Shinjiko Onsen Station , Chidori-cho, Chidori Minami Park, Karakoro Art Studio, Perfectural Museum, Hotel Shinjiko, Yomegashima, Shinjiko boat trip boarding point  dan kembali ke Matsue Station.

Perjalanan ini menempuh waktu 60 menitan, dengan kecepatan yang sangat nyaman bagi saya untuk mengambil gambar dengan kamera. Di dalam bus juga ada audio yang menjelaskan setiap perhentian dengan bahasa Jepang. Lumayan untuk melatih keakraban telinga dengan bahasa Jepang…heheheh…

 

200 yen untuk Lakeline Bus ini adalah a good bargain. Dengan durasi hampir 60 menit, berkeliling dengan bus yang nyaman, mengelilingi obyek – obyek wisata yang indah dan tak putus – putusnya disuguhi pemandangan yang bagus dan cukup informatif walaupun bagi seseorang yang bahasa Jepangnya minus seperti saya. Tourist information center di Stasiun Matsue juga sangat membantu menyediakan jadwal bus Lakeline dalam tulisan Romawi.

Dengan 200 yen dan 60 menit, saya pulang dengan puluhan foto, beberapa sketsa dan catatan perjalanan di buku yang jadi inspirasi saya untuk banyak tulisan.  I stretched 200 yen in Matsue and had a blast ! I highly recommend this 🙂

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *