Pertolongan Bagi Kecanduan Belanja

Dari pembahasan kita sebelumnya tentang kecanduan belanja, mungkin kita sudah bisa sedikit memahami masalah belanja berlebihan yang mengarah kepada kecanduan belanja.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana kita mencari pertolongan untuk mengatasi masalah kecanduan belanja ini ? Kepada siapakah sebaiknya kita mengemukakan permasalah ini dan mulai dari mana ?

Ada yang disebut sebagai “self – assessment”. Self assessment ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang kita ajukan kepada diri sendiri, atau kita sarankan kepada orang yang memiliki kemungkinan kecanduan belanja, yang apabila dijawab secara jujur, akan  mengkonfirmasi bahwa memang belanja yang diakukan sudah sangat berlebihan dan mengarah pada suatu kecanduan.

Apa saja pertanyaan self – assessment itu ? Berikut ini beberapa pertanyaan umumnya :

  1. Apakah anda selalu terdorong untuk belanja saat anda merasa sedih atau marah ?
  2. Apakah belanja berlebihan yang anda lakukan telah membawa masalah dalam kehidupan anda ?
  3. Apakah anda pernah berselisih dengan pasangan atau orang – orang terdekat karena kegiatan belanja anda ?
  4. Saat belanja, apakah anda merasakan euphoria dan kegembiraan yang luar biasa ?
  5. Setelah selesai belanja, apakah anda merasakan suatu kepuasan seperti setelah melakukan suatu hal yang ekstrim, berbahaya, menegangkan sekaligus menggembirakan ?
  6. Setelah berbelanja, pernahkan anda merasa menyesal atau bersalah atas apa yang baru saja anda lakukan ?
  7. Apakah anda sering membeli barang yang pada akhirnya tidak pernah anda gunakan atau anda pakai ?
  8. Apakah anda memikirkan dan mengkhawatirkan keadaan keuangan anda hamper setiap saat ?

Setelah melakukan self-assessment ini, apabila sebagian besar pertanyaan dijawab dengan “Ya”, apalagi kalau bukti – bukti sudah mendukung jawaban “Ya” tersebut, maka mencari bantuan terhadap kemungkinan kecanduan belanja ini perlu segera dilakukan.

Darimana memulai mencari bantuan ? Ada beberapa alternatif cara. Biasanya kecanduan belanja ini mempengaruhi banyak aspek dari kehidupan seseorang dan keluarganya, seperti keuangan, hubungan dengan pasangan, perilaku orang yang bersangkutan ( emosi apabila disinggung tentang kebiasaan belanjanya ).

Seseorang dan keluarganya, setelah menyadari masalah kecanduan yang ada, bisa memulai pertolongan terhadap kecanduan belanja ini dengan menghubungi : psikolog / konsultan pernikahan, psikiater ( jika sudah terdapat gejala kejiwaan ) dan kepada perencana keuangan ( untuk membantu memperbaiki keadaan keuangan ).

Namun, apabila sudah terkonfirmasi  bahwa masalah kecanduannya serius, dan memiliki juga indikasi masalah kesehatan mental, maka mengunjungi psikiater adalah yang pertama, kemudian dilanjut dengan psikolog / konsultan pernikahan untuk memperbaiki hubungan antara suami dan istri dan terakhir kepada perencana keuangan untuk memperbaiki keadaan keuangan akibat efek dari kecanduan belanja yang telah terjadi.

Selain upaya untuk mengatasi masalah kecanduan belanja, maka sebagai upaya pencegahan, ada tuntunan doa pada saat kita memasuki tempat perniagaan, baik itu tempat perniagaan yang konvensional ataupun yang virtual, yaitu :

Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu, yuhyii wa yumiitu wa hayyun laa yamuutu, biyadihil khoiir, wa huwa ‘ala kulli syai’in qodiir


Artinya : Tiada Tuhan yang disembah kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang Maha Hidup dan tidak pernah mati, di tangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu.

Kecanduan belanja bisa terjadi pada siapa saja. Lakukan upaya pencegahan dengan sikap keuangan yang sehat dan juga berdoa. Apabila sudah memiliki masalah kecanduan belanja, maka sadari, akui dan segera cari bantuan dan solusi. Lebih cepat, lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *